;Ajey dan kawan-kawan
kita telah duduk di barisan paling depan
tepat di depan ombak yang tengah asyik
mendustai batuan,dengan gulungnya
ia selalu menjitak tepian pasir,dengan lancang
lalu mendesir dan mengatakan “bahwa kita akan
terputus pada hempasan yang kedua”
namun diam-diam kita telah masuk
kedalam sumsum belakang tubuhnya
saat itu ia tengah lengah akan isyarat
pandir untuk mengeja sebuah suka
tapi lihai menampakkan luka,sehingga terdiam
di dalam sebotol bir yang tumpah di bibir kita
kemudian menjelma aksara dalam jiwa-jiwa
menjadikan kita utuh pada jalan perpulangan
dari sebuah limpahan kedalam surut pasang
nah,sekarang angin laut itu berangsur membikin jarak
perlahan meninggalkan musim yang lagi bingung
sehingga saat hempasan kedua itu datang
kita lebih dulu memancang sebuah pagar
:menjadikannya sebuah tempat untuk kita
Melanjutkan percumbuan.
YK,Ruang Gelap 29 Sep 2010
0 komentar:
Posting Komentar
Jika Sudah Berkunjung, Kasih Koment Nya...