![]() |
Add caption |
tak cukup seperti sebatang rokok
atau seperti candu kopi
sebab,aku mencintaimu lebih
(YK,Padang,2010)
MEMASUKI!
seperti menanam paku pada papan kelabu yang kau gurat senandung isak dan rindu lebih dari menana beras di tungku pun mendidihkan sayur labu, setelah bermalam di sange ku
sebab, cinta itu lauk, sebelum kenyangku
(Bunda Djibril Djuhra,Medan)
"MEMBUKA"
di api kita berpacu panas
sedangkan di tungku kau memanaskan kopi
menyerap aroma ke danging dan tulang
ingat, lauk tak cukup untuk seonggok rayuan
sebab di piring sudah membuka rasa : menggumpal di rindu perjaka
(YK,Padang)
"MENDIDIH"
jeruji nadi kian perih, kurebus malam bersama duster basah keringat simbah sudah resah di dadamu yang sajak sebatang
pagi mandikan airmata, dan ujung rambutku pecah
malam itu, RENDAH nada irama BELANTARA
(Bunda Djibril Djurha)
"MASAK"
diramuramu dalam panci,ketika mendidih lau masak "KAU" di dadaku,bukan jadi sajak tapi puing-puing rindu yang semakin menggebu sebab,diakhir aksara aku mengunci tubuhmu,nona..
(YK,Padang)
"TAJID" *
sudah seruas jari kau kuukur kau, kelak tak mungkin sedalam ini kularut. tapi laut tumpah memapah bui, dan kita merenang, sebelum tepi menunjuk peluang. maka, dengan itu kubiarkan kau matang meski tunggku bara, mengerak kau pada sisa rongga, di mana kau sempat mengisak sebelum pandai kau merangkak
AKu, terkunci? bukankah kunci tlah kau curi? (tak tau aku menyebutmu apa... biarlah gerimis dewasa!)
*tajid, nasi yng tak matang
(Bunda Djibril Djurha,Medan)
"Aku Kunci dan Aku Cukupkan"sementara musim sedang malas berkatakata,karena ia tak mau mencipta gerimis,sansai,alam tahu benar aku tak pernah pasaipasai,mengecupmu walau hanya sebatas tajid namun kau kusantap dalam hidangan pagi buta,biar ...kau lupa kalau kunci sudah kupatah,kemudian kau tetap dalam ruang yang terkunci,lebih baik aku cukupkan saja : meremah sebelum musim gugur itu tiba.
(YK,Padang)
"MENANAM DOA DI DADAMU"
tak lagi bismika amut ku hembuskan di ubunmu, karena kau telah lelap tanpa doa, memutar ringkih kota sayang, kini nafasmu menggelut nafasku, seperti memahar malam dengan sebentuk cincin bulan dan hampir sedalam palungku, kau isi kosong yang menghamba pada keriputku adakah yang lebih ibu dariku? semoga tidak. karena jika ia, ku benam belati di belahan dadanya yang masih membekas pagutan merah mudamu lalu aku menggantung mimpiku, dan melebur sebelum embun meluluh di daun pagimu
KAU! ringkuk DOA bersama kejang jari-jariku, setelah teriak subuhmu!
(Bunda Djibril Djurha.Medan)
"AKHIR"
sebab mengapa aku mengetukmu maka seringseringlah bertanya kepda Tuhan dan malam yang membuat kita terjerembab salam dan kita memanjat satu kata dalam doa "AMIN"
(YK,Padang)
"LEKAS"
keluarlah, lepaskan amarah pada telaga subuh menunggu ku di sujud berikutnya, tanpa tasbih, aku menggulir airmata.. untuk cinta yang BARA menungku resah di dada
(Bunda,Medan)
YK,Pdang 2010
0 komentar:
Posting Komentar
Jika Sudah Berkunjung, Kasih Koment Nya...