di Bawah Pohon Renta
dari depan desau angin menghantar duka
pada setangkai daun menjatuhkan air mata
kemana syair dan pantun kita dendangkan
kalau bukan ketempat sebuah persinggahan
cahaya itu membuka lubang pertemuan purba
segerombal pemuda telah berkecamuk di dalamnya
menikam setiap peristiwa yang barangkali adalah suara kesakitan
jiwa jiwa kembang kelaparan di malam liar
kemudian lihatlah
aku kecupkan bibir ini kepada tidak yang kau iyakan
kepada setiap garis membikin alur sepanjang jalan
tidur memulaskan sebagian birahi dari dalam tubuh
mengoyak diri sekoyak zaman yang telanjang
dari depan pohon pohon telah meniadakan
sehelai rumput mati terinjak jatuhan ranting patah
akibat air mata,air mata
mata air yang menggenangi kita
di sudut.lihatlah mekar para kembang biduan
memyuarakan...