"Aku Ada Pada Setiap Jengkal Katakata", waktu yang berjalan,~tidak ada sekian detikpun diciptakan untuk sebuah kesia-siaan, sebab Tuhan telah menjadikan segala sesuatu sebagai sebuah jawaban, ke arah mana kita akan menempuh, semua adalah pilihan yang akan kita tentukan sendiri-sendiri. kebetulan; barangkali ia adalah sebuah petunjuk yang disamarkan... By, Yori Kayama (YK)

Selasa, 28 Desember 2010

Siulan Masa Lampau

kulepas saja senandung ini jika burung itu selalu berkicau aku takkan berhenti sebelum sayap patah dan diam untuk mengepak di mana desah sekeliling kota awal selalu saja rumpang di kediaman silungkang kain-kain itu terbang menuju kaki singgalang waktu tua yang hilang kubuang saja gambar di dadamu jika warna itu selalu menyerupaimu bahkan aku takkan pernah diam sebelum semua benar-benar patah retak pada mataku usang di ujuang rambutku lalu apa nama akhir persinggahan kalau kita pun enggan melingkar melupakan ribuan sayap lalu menanamkan kaki pada lubang waktu kapan? suara saluang menghentak silungkang retak singgalang tersentak maka akulah penikmat patahan laju usia : bahwa setiap lorong adalah sebuah kematian siulan adalah mata buta melangkah pulang Padang/2...

Kamis, 23 Desember 2010

Pepatah Minang Berguna Untuk Menbentuk Moral Manusia dan Masyarakatnya

Pepatah Minang Berguna Untuk Menbentuk Moral Manusia dan Masyarakat “tak tahu di rundiang kato putuih tak tahu di kieh kato sampai” (tak tahu pada  rundingan kata putus tak tahu  pada kiasan kata sampai)  “Arang lah tacoreang di muko, aiklah sakuliliang badan Lah cabiak baju di dado Tak ka tatutuik jo tapak tangan” (Arang sudah tergores di muka, Aib telah sekeliling tubuh, Telah robek baju di dada Tak akan tertutup dengan telapak tangan). “Kok indak ka manambah jan dicinto mangurangi Kok tak ado pitih balanjo, elok usaho dipabanyak, kok tak ado pulo usaho, tolonglah urang jo bicaro, panjangkan aka jo budi” (Kalau tidak akan menambah jangan dicita mengurangi kalau tak ada uang belanja baiklah usaha diperbanyak kalau tak ada pula usaha tolonglah orang dengan bicara panjangkan...

Rabu, 15 Desember 2010

Tenggelam di Kedalaman Jarak

Kado untuk pertemuan pertama : Putri Meizaliani 1 memadangmu seperti gelisah awan sewaktu kelak hujan membalik arah tanpa rintik dan basah aku merangkai serak suara pada jatuhan setetes, kembanglah mata 2 lamunan malam tak pernah melepas petang menduakan kelam di titik penghabisan antara kita benar-benar telah telanjang terbaring dalam ranjang kepiluan kembanglah mata pada jatuhan yang setetes 3 bulan tenggelam di ujung mata jatuh berderai menjelma sepenggal jarak serta langkah mengikat pada sebatang tonggak hendak membinasakan nyanyian kecemasan antara aku dan kau telah tenggelam dalam mata air yang dangkal 4 memadangmu seperti gelisah awan bergerak. serupa yang menjarak termakan rayuan angin kepada siapa akan melangkah menjadi arak seperti  mabuk menir dan puan pulas. mengutuk hari ...

Sajak di Awal Desember

Sajak-sajak Yk awal Desemberoleh Youri Kayama pada 13 Desember 2010 jam 21:02Aku Dalam Penyair aku dalam penyair adalah aku seperti di atas kapal menari mengikuti jari-jari angin sebentar-bentar aku bisa terlantar diterpa gelombang lapar aku dalam penyair seperti air di daun talas bergoyang namun belum juga terbuang sebelum di dulang maka aku takkan terlepas aku dalam penyair adalah aku yang hilang dalam perjalanan menuju pulang sebelum berlabuh aku sudah dikandaskan Medan/2010 Catatan Seorang Pemula bertahun-tahun aku menanam tidak jua menemui parang padahal ubi, hanya ubi tapi tak pernah menjadi bertahun-tahun aku mengukir sepotong kayu yang bisu tapi tak berbentuk satu rupa, hanya satu rupa saja tak bisa bertahun pula aku mengembara mengukur sepanjang apa tubuh jalan garis-garis...

Kapan,datang?

pedih beringsut sepi kedalam lambung yang perih menanak sekeping logam masak dalam palung jatuhlah darah dari kelopak menabur luka di dalam rumah kaca-kaca yang nyepi dari serpihan patahan ilusi : kadang nganga disalah arti cermin menampak diri lihat dada yang membubung berkejaran menuju jantung inilah waktu cermin akan pecah! Padang/Ruang Gelap-2...

di Siang

epada Riyon dan Syafriadi air mata itu telah jatuh dalam pilu setumpuk batu kemudian angin menjadi debu selembar kain air mata itu perlahan kusut menjelma kemarau di sekujur tubuh jendela,lebuh dan kayu pun ikut mengering menggumpal dalam sepotong daging di pintu menagih janji setiap kehilangan yang mengiba Batu busuak,2...

Gigil Subuh di Patahan Tangkai Jam

Alif itu mulai lurus Ketika aku mengeja selepas entah Seperti mengulum petang Agar pagi pun kembali Belumlah sampai kepada hamzah Aku sudah tergeletak di dalamNya Telanjang. Bangkit dari putih tulang Mengutuk malam sebab tak lagi panjang Penghabisan kali itu sepi gemuruh Kemarau mengeras di sekujur tubuh Memekik ngeri mencekik kesunyian diri Terjang. Melawan arus yang berlawanan         -aku terlepas kemudian terbungkus kain hitam- Alif itu semakin bergerak Menuju suara yang serak Di batang tenggorok Sajak-sajakMu tersekat Menghentak. Menembus gumam kusut Pelarian bulan selepas malam : Kisut bibirku mengupat dosa yang berlipat Ajaklah lambai cemara Di depan jendela Lalu kubur harga sekantong noda Biar mati membikin nisan tiada Dari rumah ke rumah       ...

Dalam Perjalanan Aku Menemu Pulang

Kenangan Seorang gadis berjalan menuju Ngalau dalam selimut Musim berganti jejak bergabut berakhir pada helaan panjang di bawah gua jiwa-jiwa diantara nisan tiada. YK,2010 Berhenti Bulan memangku malam menenggelamkan lelap dalam mimpi meyambut pagi       - terlalu dini- seperti jarum menusuk detik mati. Medan,2010 Pulanglah : Kepada Ruang Gelap tulislah di dinding kamar berapa lama jarak akan tiba dan waktu akan menunggu kemudian ukir di kayu pembatas sebatas apa engkau meragu sepintar apa penantian menunggu bergegaslah. lalu coret kembali di silang mana sebuah bangku akan patah terjatuh, langkah akan dibunuh ribuan pemburu dalam rimba waktu tak mengenal nama tak mendengar suara pulanglah, ruang tanpa nama ini masih terpaku tanpa cahaya meski jalan teramat gelap namun...

Sajak YK Hari Ini

Sebelum Pulang Kita ke Tuak Dulu 1 sepanjang jalan menuju Deli kita tikam-menikam di atas trotoar kepada bunga. sekuntum telah berdarah melukai tubuh terbentur onggokan kayu lapuk zaman mengulum waktu 2 tua badan menabur serpihan pilu menusuk mata hinggapkan debu kepada perih rintih manusia tentang sekarat yang mengeluh membawa ngilu sekujur tubuh 3 kita terus berjalan sebelum sepotong langkah terpenggal sebab di pasar telah mencibir bibi-bibir kicut menanyakan di simpang mana akan kita beri nama sebuah batu bersanding mesra nama kita.akan keluar dilain waktu 4 batu-batu selalu bungkam melihat tanah mengubur hujan mata apa yang akan tersumbur ketika hilang risau menjalar : barangkali lepuh perlahan kaku 5 akhir segala cerita kata bukanlah pelepas dahaga pemuas kantong-kantong kosong seperti...

Sajak Untuk Sahabat

Ada Sajak Untuk Sahabat ( di LIngkar pena kita berjabat )oleh Youri Kayama pada 27 November 2010 jam 23:51http://www.google.com/images?um=1&hl=en&biw=1350&bih=560&tbs=isch%3A1&sa=1&q=tangan&btnG=Search Pisau Kata : Moh. Ghufron Cholid seperti sepi sepisau mata dalam kata tikai menikai ombak bergumam sepanjang jalan kampungku adalah tempat bernaung ikan-ikan seperti sepisau sepi mata dalam makna hela menghela di Bangkalan kau bersuka-suka ombakku menyapa di tiap kelok yang kita punya -selembar kertas dan secuil tinta- sepi mata sepisau seperti jalanan basah pun mata sama Bangkalan sua ombak menjabat lambatlambat kita melambat : aksaralah yang memuja tiap bait yang tercipta tiap kita yang mengukir dari tinta garam...

Sajak YK Untuk Bencana

Aku Mengundang Tuhan :Untuk Wasior  maka dalam tangis yang panjang itu tersumbat  sebuah sesak larut menghentikan sejenak pernafasan hidup dan menahan langkah melaju pada ketiakmu hai,jangan halangi aku untuk menembus langit biar sekalian aku pecah dengan teriakkan anak-anak bumi yang telanjang bungkam meratapi tulang-tulang berserakan maka berikan aku sebuah tangan biar kuajak bersalaman dan menari untuk kesakitan sekali lagi hai...jangan hentikan aku berlari karena ini sisa terakhir dalam jantung maka biarkan aku sampai pada Tuhan menanyakan kabar di negri ini apakah telah dikutuk umpama patung lalu dipatahkan jadi serpihan-serpihan tanggung ha,tenanglah para perapung jangan murung,sebentar lagi tuhan akan datang karena Ia telah...

Siapa,saya,dia atau kau?

untukmu  di dalam jeruji diri pada sang protes yang terhormat maaf hari ini saya  terlambat tidur sebab dimalam saya sibuk menonton televisi beritaberita aksi mecumbu tiap kepalan besi bakal disebut dan dipujiguji maaf hari ini pun saya terlambat bangun sebab televisi padam dihantam ombak dan terumbuh karang saya pun heran dari mana datang ombak mungkin saja dari imajiiamji yang terbuang atau dari mimpi seorang pembual siapa? dia,saya atau kau.. kepada sang pembual yang terhormat sungguh siaran di rumah saya lambat-lambat banyak semut yang menyumbat hingga berita-berita pecah di muka rakyat jadi asut kusutkusut menyelimut sebenarnya siapa? berani mengobral padahal enggan menjual saya,dia atau kau saja : yang mengusai jalanan kepada sang penguasa jalanan maaf saya lancang berdiri...

Pemuda Merah Bagi Para Demonstran

:kado buad Mahatma Muhammad,selamat atas prestasinya jangan lalulalang saja para demonstran sebab di jalan banyak daun pisang hujan,di matamu karam petinggi sunsang        cukup huruhara saja        dikamarkamar merajalela        kertaskertas mata petuah yang lelah        jadi kambing hitam jalanan Ibu kota pemuda menarinari dibising jejak derita tukang sampah hanyalah alasnya tempat bercarutmarut yang dikatakata         penguasa-pengusa          serapah:serakah                 durja jangan mundar-mandir saja,Hai tak pasaipasai...

Jumat, 26 November 2010

Perubahan Iklim Dari Rezim ke rezim 1962-1992 ( Pekerja Tetap Menderita)

Kritik SastraPerubahan  Iklim dari rezim ke rezim 1962-1992Para Pekerja Tetap MenderitaOleh : YK Lagu Pekerja Malam : Goenawan Muhamad Lagu pekerja malam di sayup-sayup embun Antara dinamo menderam Pantun demi pantun Lagu pekerja malam Lagu padat damai Lagu tak terucapkan Jika dua pun usai Tangan yang hitam, tangan lelaki Lengan melogam berpercik api dan batu pun retak di lagu serak: Majulah jalan, majulah setapak Nada akan terulang-ulang dan lampu putih pasi: Panjang, alangkah panjang Dini hari, o, dini hari! Lagu pekerja malam Lagu tiang-tiang besi Lagu tak teralahkan Memintas sepi [1962] E d a n: Wiji Thukul sudah dengan cerita mursilah? edan! dia dituduh maling karena mengumpulkan serpihan kain dia sambung-sambung jadi mukena untuk sembahyang padahal mukena tak dibawa pulang padahal...

Rabu, 24 November 2010

Lembar Yang Hilang

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; ...

Selasa, 23 November 2010

SOSOK YK

  Hidup haruslah bergerakseperti dinamo-dinamo mesinsemakin hari semakin kencang kita harus berlarisebab dijalan banyak harimau-harimau ngerimenelan daging-danging sepihidup haruslah beranjakdari satu tepi ke tepi lainsemakin malamrumah-rumah harus diberi atapsebab di luar musim-musim tak jelasmenjerat matamata lembab hidup harus membunuhkarakter lain yang tum...

Senin, 22 November 2010

KREDO TENTANG TUBUH

Add caption "MENGETUKMU" tak cukup seperti sebatang rokok atau seperti candu kopi sebab,aku mencintaimu lebih (YK,Padang,2010) MEMASUKI! seperti menanam paku pada papan kelabu yang kau gurat senandung isak dan rindu lebih dari menana beras di tungku pun mendidihkan sayur labu, setelah bermalam di sange ku sebab, cinta itu lauk, sebelum kenyangku (Bunda Djibril Djuhra,Medan) ‎"MEMBUKA" di api kita berpacu panas sedangkan di tungku kau memanaskan kopi menyerap aroma ke danging dan tulang ingat, lauk tak cukup untuk seonggok rayuan sebab di piring sudah membuka rasa : menggumpal di rindu perjaka (YK,Padang) ‎"MENDIDIH" jeruji nadi kian perih, kurebus malam bersama duster basah keringat simbah sudah resah di dadamu yang sajak...

Sabtu, 20 November 2010

Sajak Musim

Sedangkan Kau Juga Menikmati Ciuman Kekasihku:bergegaslah mengenakan mantel itu Sore ini di televisi gempar mengabarkan cuaca pada malam hari akan terjadi badai kencang dan hujan lebat,namun pesan singkatmu lagilagi masuk, hpku tiap sebentar berbunyi dan meninggalkan namamu di atas gelapan kaca.usahamu merayuku sungguh luar biasa hingga kita melanjutkan perjalanan ke sebuah ruang di mana hujan tak bisa bertandang,konon katanya kau telah memagari sebelum pesan terakhirku terkirim.Kemudian di setengah usia waktu aku menyuruhmu mengenakan sebuah mantel berwarna hijau,kalaukalau nanti benar apa yang dikatakan televisi bahwa isu itu bukanlah sebuah kepalsuan belaka.bunga-bunga perlahan berlari menjarak dari sebuah rumah tua menuju perpulangan punah :dimana kita akan dikalahkan oleh segerombolan...

Pages 91234 »
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More