kulepas saja senandung ini
jika burung itu selalu berkicau
aku takkan berhenti sebelum
sayap patah dan diam untuk mengepak
di mana desah sekeliling kota
awal selalu saja rumpang
di kediaman silungkang
kain-kain itu terbang
menuju kaki singgalang
waktu tua yang hilang
kubuang saja gambar di dadamu
jika warna itu selalu menyerupaimu
bahkan aku takkan pernah diam
sebelum semua benar-benar patah
retak pada mataku
usang di ujuang rambutku
lalu apa nama akhir persinggahan
kalau kita pun enggan melingkar
melupakan ribuan sayap
lalu menanamkan kaki pada lubang waktu
kapan?
suara saluang menghentak
silungkang retak
singgalang tersentak
maka akulah penikmat patahan laju usia
: bahwa setiap lorong adalah sebuah kematian
siulan adalah mata buta melangkah pulang
Padang/2...